Rusia Tunggu Rincian Rencana Trump untuk Ambil Alih Gaza

Kremlin menantikan rincian lebih lanjut terkait rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengambil alih dan membangun kembali Jalur Gaza, yang menuai kecaman internasional.

Moskow – Rusia memberikan respons terkait rencana kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin mengambil alih Jalur Gaza dan mengembangkan wilayah tersebut. Pada Senin (10/2/2025), Kremlin menyatakan menantikan rincian lebih lanjut mengenai rencana tersebut.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam sebuah konferensi pers di Moskow, mengungkapkan bahwa masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab terkait usulan Trump. "Kami harus menunggu beberapa rincian jika ini adalah rencana aksi yang konsisten. Ada hampir 1,2 juta warga Palestina tinggal di sana - itu adalah isu utama," kata Peskov.

Peskov juga menambahkan bahwa warga Palestina di Gaza telah dijanjikan solusi kenegaraan yang diatur dalam resolusi Dewan Keamanan PBB. "Ada banyak pertanyaan seperti itu. Kami belum mengetahui rinciannya, dan kami harus sabar," jelasnya lebih lanjut.

Sebelumnya, pada 4 Februari 2025, Trump mengumumkan bahwa Washington berniat untuk mengambil alih Gaza dan memindahkan warga Palestina ke wilayah lain sesuai dengan rencana pembangunan kembali yang luar biasa. Trump mengklaim bahwa rencana tersebut akan mengubah Gaza menjadi "Riviera di Timur Tengah," meskipun usulan ini telah menuai kecaman luas dari Palestina, negara-negara Arab, dan banyak negara di seluruh dunia, termasuk Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.

Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menegaskan bahwa warga Palestina yang meninggalkan Gaza di bawah rencananya tidak akan memiliki hak untuk kembali ke wilayah tersebut. "Tidak, mereka tidak akan memilikinya," jawab Trump saat ditanya oleh Bret Baier, pewawancara dari Fox News, apakah warga Palestina akan memiliki hak kembali.

Trump juga menjelaskan bahwa ia berencana membangun tempat permanen bagi warga Palestina karena, menurutnya, Gaza saat ini tidak layak huni. Ia menggambarkan rencana pembangunan ini sebagai sebuah proyek pengembangan real estat untuk masa depan, di mana ia akan menciptakan komunitas yang indah bagi 1,9 juta warga Palestina.

Sementara itu, negara-negara di seluruh dunia, termasuk di Asia Barat, menolak keras rencana Trump. Beberapa di antaranya bahkan menyebutnya sebagai bentuk pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.

Rencana Trump untuk Gaza pertama kali diungkapkan dalam konferensi pers bersama dengan Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu di Washington pekan lalu. Meski demikian, warga Palestina dengan tegas menolak usulan tersebut, menyatakan bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan tanah mereka. 

Previous Post Next Post

ads

ads

نموذج الاتصال