Israel Tunda Pembebasan Tahanan Palestina, Hamas Kecam Alasan Netanyahu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunda pembebasan tahanan Palestina karena Hamas dinilai melanggar perjanjian gencatan senjata Gaza. Bagaimana reaksi Hamas terhadap keputusan ini?

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memutuskan untuk menunda pembebasan tahanan Palestina yang seharusnya dilakukan pada Sabtu (22/2/2025). Penundaan ini dilakukan setelah Hamas menggelar upacara yang dinilai "memalukan" saat membebaskan sandera Israel. Menurut pernyataan resmi kantor Netanyahu, keputusan tersebut diambil akibat "pelanggaran berulang" yang dilakukan oleh Hamas.

“Mengingat pelanggaran berulang Hamas—termasuk upacara memalukan yang tidak menghormati sandera kami dan penggunaan sandera secara sinis untuk propaganda—telah diputuskan untuk menunda pembebasan warga Palestina yang direncanakan kemarin (Sabtu) hingga pembebasan sandera berikutnya dipastikan, tanpa upacara yang memalukan,” ungkap pernyataan kantor Netanyahu, dikutip dari AFP pada Minggu (23/2/2025).

Namun, keputusan tersebut mendapat kecaman keras dari Hamas. Menurut Ezzat El Rashq, salah satu anggota Hamas bidang politik, keputusan ini merupakan upaya Israel untuk menghindari kewajiban mereka berdasarkan perjanjian gencatan senjata Gaza. Hamas juga menegaskan bahwa upacara penyerahan tahanan bukanlah penghinaan terhadap para sandera yang dibebaskan, melainkan perlakuan manusiawi.

"Keputusan Netanyahu mencerminkan upaya yang disengaja untuk mengganggu perjanjian, merupakan pelanggaran yang jelas terhadap ketentuannya, dan menunjukkan kurangnya keandalan pendudukan dalam melaksanakan kewajibannya," ujar El Rashq dalam pernyataan yang dikutip Al Arabiya, Minggu (23/2/2025).

Hamas juga menilai bahwa Israel mencari alasan untuk membatalkan perjanjian yang telah disepakati. “Upacara penyerahan tahanan tidak termasuk penghinaan terhadap mereka, tetapi justru mencerminkan perlakuan manusiawi yang mulia terhadap mereka,” tambah Hamas, seperti dilansir Aljazeera.

Sejak gencatan senjata berlaku pada 19 Januari, Hamas telah membebaskan 25 sandera Israel. Dalam upacara pembebasan tersebut, para tawanan diarak di atas panggung, melambaikan tangan kepada warga Gaza yang berkumpul untuk menyaksikan, dan diberi sertifikat dalam bahasa Ibrani sebelum diserahkan kepada Palang Merah.

Sementara itu, keluarga tahanan Palestina mengaku kecewa atas penundaan tersebut. Bassam al-Khatib, salah satu warga Palestina, mengatakan, "Keluarga para tawanan perang berada dalam keadaan marah, sedih, dan dendam. Mediator harus segera menyelesaikan ini agar kami bisa bersukacita atas pembebasan tawanan perang kami."

Netanyahu sendiri menyatakan bahwa Israel siap melanjutkan pertempuran di Jalur Gaza kapan saja jika diperlukan. “Kami siap untuk melanjutkan pertempuran sengit kapan saja, rencana operasional kami sudah siap,” tegasnya dalam upacara bersama petugas tempur, sehari setelah penundaan pembebasan tahanan diumumkan. 

Previous Post Next Post

ads

ads

نموذج الاتصال