Alice Weidel, kandidat utama AfD, dengan bangga menyatakan, "Kami telah mencapai hasil yang bersejarah," kepada para pendukungnya yang bersorak di Berlin, Senin (24/2/2025). Ia juga menegaskan bahwa AfD kini "berlabuh kuat" dalam lanskap politik Jerman, dan partainya tidak pernah sebesar ini di tingkat nasional.
Kebangkitan AfD dan Harapan untuk Memasuki Pemerintahan
Dengan hasil yang memecahkan rekor tersebut, AfD semakin optimistis terhadap masa depannya, termasuk harapan untuk suatu hari bergabung dalam pemerintahan. Namun, Friedrich Merz dari CDU/CSU kembali menolak tawaran kerja sama yang diajukan oleh Weidel. Ia tetap teguh menentang aliansi dengan partai yang disebut-sebut sebagai "konservatif-libertarian" ini.
AfD dikenal dengan platform ultra-konservatifnya, termasuk sikap keras menentang imigrasi, multikulturalisme, dan Islam. Partai ini juga menyuarakan pandangan skeptis terhadap perubahan iklim dan sering dikaitkan dengan narasi pro-Rusia dalam perang Ukraina.
Kritik dan Tantangan dari Arus Utama
Meski meraih kemenangan besar, AfD masih menuai kecaman dari banyak pihak di Jerman. Upaya partai ini untuk mengecilkan retorika ekstrem tentang sejarah Nazi dan Holocaust menyebabkan AfD diawasi oleh badan keamanan negara serta menjadi target demonstrasi massal.
Di wilayah bekas komunis Jerman timur, AfD berhasil meraih lebih dari 30 persen suara, sementara di wilayah barat Jerman, partai ini semakin diterima oleh pemilih. Pengaruh pribadi Alice Weidel yang hidup dengan seorang wanita kelahiran Sri Lanka, serta pengalamannya bekerja di China, turut memperlunak citra keras AfD di mata sebagian orang.